KabarPojokIndonesia.com -- MALANG — Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu menggelar kegiatan Silaturahmi dan Penguatan Organisasi di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jl. Merdeka Timur No. 3, Klojen, Kota Malang, pada Rabu (03/12/2025).
Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi, soliditas, serta peran NU dalam menjawab berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan keumatan di Malang Raya.
Kegiatan tersebut dihadiri tokoh-tokoh ulama dan jajaran pengurus NU se-Malang Raya, di antaranya:
KH. Abdul Matin Jawahir – Wakil Rais PWNU Jawa Timur
KH. Abdul Hakim Mahfudz – Ketua PWNU Jawa Timur
KH. Zainul Arifin – Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Malang
KH. Hamim Kholili – Ketua PCNU Kabupaten Malang
KH. Prof. Muhtadi – Rais Syuriyah PCNU Kota Malang
KH. Isroqun Najah – Ketua PCNU Kota Malang
KH. Sjirojudin – Rais Syuriyah PCNU Kota Batu
Ustadz Hakim – Ketua PCNU Kota Batu
Acara dipandu langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hikmah Kebonagung, Kabupaten Malang, KH. Dedi Hikmatulloh, yang menjaga suasana tetap khidmat dan penuh kehangatan.
Dalam kesempatan wawancara bersama media Kabar Pojok Indonesia, Ketua PCNU Kabupaten Malang KH. Hamim Kholili memberikan perhatian khusus terkait dinamika pertanian tebu di Malang Raya. Ia menyoroti perlunya perencanaan matang dalam program pemerintah, khususnya terkait bongkar ratoon dan proses sosialisasi kepada petani.
“Program itu harus direncanakan dari awal, bukan di tengah masa tebangan. Sosialisasi di bulan Oktober lalu terlalu cepat, sehingga eksekusi tidak maksimal. Seharusnya mulai bulan Maret sudah disampaikan kepada para petani,” ujarnya.
KH. Hamim menilai potensi tebu di Malang Raya sangat besar. Berdasarkan data BPS, terdapat 65 ribu hektare lahan tebu yang tersebar dari kawasan utara Kabupaten Malang hingga pesisir selatan.
“Target 15 ribu hektare dari kementerian itu realistis, tapi harus dimulai dengan sosialisasi yang tepat. Tahun ini mungkin belum optimal, tapi tahun depan kita optimis jika perencanaannya matang,” tambahnya.
KH. Hamim, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pusat Koperasi Petani Tebu (PKPDR), mengingatkan bahwa dunia pertebuan memiliki kultur dan struktur yang kuat melalui koperasi.
“Di Malang, tebu itu dikelola dengan sistem korporasi berbasis koperasi. Ada koperasi primer, ada kelompok-kelompok petani di bawahnya. Pemerintah tidak bisa langsung hantam bawah tanpa melalui struktur ini. Kalau direncanakan baik, program Presiden yang luar biasa ini pasti terserap maksimal,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah bukan hanya pada pengelolaan di sawah (on farm), tetapi juga pada proses pascapanen (off farm) serta tata kelola industri gula secara menyeluruh.
“Kalau target swasembada pangan dan gula tahun 2026—dan subsidi produksi serta konsumsi tahun 2030—ingin tercapai, maka varietas, hulu-hilir, dan seluruh ekosistem tebu harus ditata serius,” ucapnya.
Kegiatan silaturahmi ini menegaskan komitmen PCNU di tiga wilayah tersebut untuk terus hadir dalam persoalan masyarakat, termasuk isu ekonomi, sosial, dan pertanian yang menjadi kebutuhan utama warga nahdliyin.
Dengan kehadiran para ulama dan tokoh penting NU, forum ini menjadi ruang peneguhan peran organisasi serta upaya memperkuat sinergi dalam menjalankan visi besar Nahdlatul Ulama demi kemaslahatan umat di Malang Raya," pungkasnya.
Reporter : M. Abdul R
Editor : Matnadir



