KabarPojokIndonesia.com -- Kota Malang – Pasca Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, denyut sepak bola di Malang Raya sempat terhenti. Kota yang dikenal sebagai “kota bola” itu mendadak senyap. Lapangan-lapangan sepi, sekolah sepak bola kehilangan murid, orang tua enggan mengizinkan anaknya berlatih, hingga industri pendukung seperti apparel, jersey, dan perlengkapan bola ikut gulung tikar.
Gelombang demonstrasi bertagar #UsutTuntas yang berlangsung berbulan-bulan, semakin menegaskan bahwa Malang Raya sedang berada di titik paling kelam dalam sejarah sepak bolanya. “Siapapun yang bermain bola saat itu seolah dituduh tidak punya perasaan,” kenang salah satu tokoh sepak bola Malang.
Namun, kesadaran perlahan tumbuh: luka tidak boleh diwariskan, tetapi harus diubah menjadi semangat perbaikan. Dari situlah muncul inisiatif Prof. Muhammad Bisri bersama para legenda sepak bola Malang Raya—seperti Sulis Andri Asmawan, Eko Bayu, Tajudin, Joko Gethuk, Aji Santoso, hingga Suwandi—untuk menghidupkan kembali gairah sepak bola.
Pertemuan yang diinisiasi Prof. Bisri melahirkan gagasan menggelar Pertandingan Para Legenda Sepak Bola Malang Raya di Stadion Gajayana, Mei 2023. Acara ini bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional dan diikuti 47 legenda dari Persema, Indonesia Muda, Gajayana FC, hingga Arema.
Dari ajang ini lahirlah sebuah filosofi baru: Sepak Bola Senang (Sehat & Menyenangkan). Menurut Prof. Bisri, sepak bola bukan hanya soal menang dan kalah, tetapi tentang kesehatan tubuh, pikiran, jiwa, dan kebahagiaan bersama.
Filosofi ini makin mengakar karena sebagian besar legenda yang terlibat adalah pelatih SSB, sehingga semangat Sepak Bola Senang mudah menyebar ke seluruh Malang Raya.
Tahun 2024, semangat itu diwujudkan dalam Charity Game Malang Legends vs Surabaya Legends di Stadion Gajayana. Event ini mempertemukan 87 legenda sepak bola dan sukses menghidupkan kembali atmosfer bola di Malang Raya.
Acara tersebut difasilitasi berbagai pihak, mulai dari Asep Kusdinar (Kepala Bakorwil III Jawa Timur), Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya), hingga dukungan penuh Pemkot Malang, Pemkot Batu, dan Pemkab Malang.
Menuju Trofeo U-50 HUT TNI ke-80
Semangat itu kini berlanjut dalam Trofeo U-50 HUT TNI ke-80 yang akan digelar: Stadion Gajayana Kota MalangMinggu, 5 Oktober 2025Pukul 15.00 WIB Gratis & Terbuka untuk Umum
Turnamen segitiga ini mempertemukan Persema Reborn U-50, Universitas Brawijaya U-50, dan TNI U-50. Ajang ini diinisiasi Prof. Muhammad Bisri bersama Persema Legends serta mendapat dukungan penuh Sam Ali (Wakil Wali Kota Malang) dan Asep Kusdinar.
Manajer Persema Reborn U-50, Wahyu Eko Setiawan (Sam WES), menegaskan bahwa event ini murni untuk menghidupkan semangat sepak bola yang sehat, menyenangkan, guyub, dan penuh silaturahmi.
“Sepak bola senang bukan hanya semangat, tapi sudah menjadi filosofi. Semua sehat, semua bahagia, tidak ada yang dikalahkan. Inilah wajah baru sepak bola Malang pasca Tragedi Kanjuruhan,” tegasnya, Rabu (2/9/2025).
Dengan Filosofi Sepak Bola Senang, Malang Raya membuktikan bahwa duka bisa diubah menjadi energi kebangkitan. Dari tragedi menuju harmoni. Dari luka menuju semangat baru.
Reporter : M. Abdul R
Editor : Redaksi