Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Perkuat Spirit Kebangsaan, Sam Tito Ajak Santri dan Pemuda Lawan Penjajahan Digital

Selasa, 28 Oktober 2025 | Oktober 28, 2025 WIB Last Updated 2025-10-29T05:29:44Z


KabarPojokIndonesia.com
-- Malang – Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Malang menggelar seminar kebangsaan bertajuk “Merawat Spirit Santri dan Semangat Pemuda: Meneguhkan Persatuan untuk Indonesia Berdaulat.”

Kegiatan ini berlangsung di aula kediaman Drs. Peni Suparto, M.A.P., di Jatirejoyoso, Kabupaten Malang, dan dihadiri puluhan kader serta calon kader GMNI.

Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, di antaranya Presiden Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI), KRA Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M., atau yang akrab disapa Sam Tito, mantan Wali Kota Malang Drs. Peni Suparto, M.A.P., serta Inisiator Hari Santri Nasional KH. Thoriq bin Ziyad, S.Pd.I.

Dalam pemaparannya, Sam Tito menegaskan bahwa peran santri dan pemuda sangat penting dalam menghadapi tantangan kebangsaan di era digital.

“Kita hidup di era digitalisasi yang membawa dampak positif dan negatif. Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menghadapi penjajahan melalui teknologi dan penyebaran ajaran yang merusak moral,” ujar Sam Tito.

Menurutnya, santri tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa.

“Santri telah menjadi motor terdepan dalam penyelesaian berbagai persoalan kenegaraan di Indonesia. Dari masa ke masa, mereka ikut menentukan arah kebijakan dan perundang-undangan yang berlandaskan nilai moral dan keadilan,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC GANN Malang Raya itu.

Sam Tito juga menyoroti ancaman serius yang dihadapi generasi muda, terutama terkait peredaran narkotika yang semakin mengkhawatirkan.

“Peredaran narkotika di negara kita sudah dalam kondisi darurat. Kita harus menjaga moral keagamaan dan tidak membiarkan narkoba merusak pikiran serta masa depan pemuda dan santri,” ujarnya.

Ia menilai pondok pesantren memiliki peran strategis dalam mencegah penyebaran narkoba di kalangan muda.

“Pesantren dapat menjadi benteng moral dan lembaga efektif dalam upaya pencegahan serta penanggulangan penyalahgunaan narkoba,” tambahnya.

Selain itu, Sam Tito menekankan bahwa penyelesaian berbagai permasalahan bangsa tidak cukup hanya melalui jalur hukum.

“Permasalahan di masyarakat tidak selalu harus diselesaikan dengan pendekatan hukum. Aspek moral juga harus diperkuat agar tercipta keadilan yang sejati,” tegasnya.

Seminar kebangsaan ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan kepemimpinan di kalangan pemuda dan santri, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran mereka dalam menjaga persatuan dan kedaulatan bangsa.

Reporter : Tim 

Editor : Irga 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update