Dari hasil pantauan tim media di lokasi, tampak sejumlah alat berat dan truk proyek beroperasi di tengah kawasan permukiman warga. Aktivitas itu berlangsung tanpa upaya penyiraman jalan untuk meredam debu, sebagaimana biasanya dilakukan dalam pekerjaan konstruksi yang ramah lingkungan.
Seorang warga Wonokoyo berinisial HMS mengaku terganggu. Ia mengatakan debu dari lalu-lalang truk telah mengotori teras rumah dan belum ada langkah nyata dari pihak proyek untuk menangani dampak tersebut.
“Tidak ada penyiraman jalan atau pembersihan, debunya masuk ke rumah. Sudah beberapa hari ini tidak ada perhatian dari pihak pelaksana,” keluh HMS.
Keluhan serupa datang dari warga Kalisari berinisial YN. Ia menyebut aktivitas truk pengangkut tanah sudah berlangsung selama tiga hari dan membawa gangguan nyata bagi warga sekitar.
“Debunya mengganggu sekali, sampai sekarang tidak ada penyiraman. Meski ada petugas kebersihan, debunya masih bertebaran. Kami tidak pernah mendapat kompensasi apa pun,” ungkapnya kepada media.
Ketua RT setempat, Yono, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pelaksana proyek. Ia mengaku sudah mengingatkan agar aktivitas pengangkutan tanah tidak menyebabkan material tercecer atau debu berlebih.
“Saya sudah sampaikan ke pihak proyek supaya menjaga kebersihan jalan. Kalau ada tanah yang jatuh, akan saya tutup sementara,” ujar Yono saat ditemui di kediamannya, Selasa (3/6/2025).
Yono juga menyampaikan keberatannya terhadap dampak lingkungan dari aktivitas tersebut, namun ia tetap berharap ada kerja sama yang lebih baik antara warga dan pelaksana proyek ke depannya.
Hingga berita ini diterbitkan, media masih berupaya mendapatkan tanggapan resmi dari pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait.
Reporter : Tim
Editor: Redaksi